“Hari ini hari bersejarah bagi masyarakat Kota Pangkalpinang terkhusus bagi ummat muslim di Bumi Serumpun Sebalai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sudah lama momen hari ini kita nantikan, akhirnya kita resmikan bertepatan dengan 10 November hari pahlawan”, ungkap Bang Molen.
Wako Molen menambahkan, apa yang dilihat dan disaksikan hari ini insyaa Allah akan digunakan ibadah shalat dan aktivitas keagamaan lainnya. Pada periode pertama sebagai Wali Kota Pangkalpinang, Wako Molen mengungkapkan rasa risaunya selama ini Kota Pangkalpinang belum memiliki Masjid Agung.
“Mengakhiri periode kami bersama bang Sopian, banyak kekurangan, salah satunya masjid Agung. Berawal dari pemikiran itulah kami berinisiatif, bersama-sama kepala OPD berkunjung ke pak Ridwan Kamil, arsitek terkenal yang juga arsitek masjid Al Jabbar Kota Bandung”, sebutnya.
Wako Molen menceritakan lika liku awal mula memulai pembangunan Masjid Agung Qubah Timah hingga diresmikan hari ini. Ditahun 2022, tambah Molen, mulai direncanakan pelaksanaan teknis pembangunan Masjid Agung Qubah Timah yang berdiri di lahan eks gudang beras.
“Dulu pak Zulkarnain Karim pengen berdiri Masjid Agung di Panti Wangka. Namun alhamdulillah akhirnya berdiri megah di lahan eks Gudang Beras ini, hanya terhitung jari daerah mendapat hibah lahan dari lembaga vertikal seperti Badan Pertanahan Nasional ini”, ujar Molen.
Wali Kota Molen menjelaskan, terdapat lima kubah di Masjid Agung Qubah Timah. Qubah pertama digunakan untuk melaksanakan shalat dengan ketinggian 16 Meter dengan kapasitas 1.200 sampai 2.000 jamaah. Qubah kedua diperuntukkan untuk wudhu dan toilet ikhwat, sedangkan Qubah ketiga menjadi tempat wudhu dan toilet ikhwan.
“Qubah berikutnya mohon doanya semua, kalo Allah SWT mengizinkan kebersamaan kita insyaa Allah kubah keempat menjadi tempat Islamic Center dan kubah kelima digunakan untuk Gedung Serba Guna. Tidak ada yang tidak mungkin untuk sebuah masjid, pasti berdiri di atas ridho Allah SWT”, kata Molen.
Wali Kota Molen menjelaskan bahwa Masjid Agung Qubah Timah tidak semuanya terbuat dari timah. Namun dinamakan Masjid Agung Qubah Timah agar Bangka Belitung memiliki ikon timah yang merupakan komoditas andalan Bangka Belitung sejak berabad-abad yang lalu.
“Kalo semuanya terbuat dari timah bisa rubuh masjid ini. Selain itu ada Gereja Manantha yang berdiri sejak tahun 1927 lalu, ini menandakan persaudaraan di Kota Beribu Senyuman meski berbeda agama. Didepannya titik Nol Kilometer, di Jalan Sudirman ini saya pengen menjadi simbol keharmonisan agama dan ikon timah, nanti Kelenteng disana juga kita usahakan hiasan dari timah”, harap Molen.
Kenapa bentuknya tudung, tambah Molen, karena tudung saji ini merupakan budaya turun temurun adat istiadat Bangka Belitung, secara budaya dan sejarahnya juga dapat disini.
“Masjid Agung Qubah Timah ini memiliki 7 Imam, 4 Muadzin dan 7 Marbot yang diseleksi oleh tim yang berkompeten, sehingga yang terpilih adalah orang-orang terbaik di Kota Pangkalpinang”, tukasnya.
Dalam rangka menjalankan manajemen Masjid Agung Qubah Timah, Wali Kota Molen juga mendirikan pengurus Masjid Agung Qubah Timah. Pengurus yang dimaksud yaitu :
Ketua : H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd
Wakil Ketua I : Amrin Abdul Ghani, S.Pd., M.Si
Wakil Ketua II : Rio Setiadi, ST
Wakil Ketua III : H. Mirtawansyah, S.Pd. I
Sekretaris : Yusni Patrajaya, S.Si
Wakil Sekretaris I : Trianto, M.Pd
Wakil Sekretaris II : H. Arnadi, SP
Bendahara : Agustian Safitri, SE, MM
Wakil Bendahara : Heri Anggara, M.Pd
Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga : Iqrom Faldiansyah, MA
Ketua Bidang Idarah : Nur Muhammad
Ketua Bidang Imarah : Robi Rendra Tribuana, SH, MH
Ketua Bidang Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan Peranan Wanita : Hj. Maria Susanti, M.Pd
Ketua Bidang Ri'ayah : Lukman Hakim Z, ST (led)
0 Komentar